Jika Anda Mau, Semua Bisa Dicapai

Kita terlalu banyak menyerahkan nasib kita pada “kekuatan luar” seperti keadaan lingkungan atau pun petunjuk bos. Padahal jika kita mau, kita dapat membentuk nasib kita sendiri dengan kekuatan yang kita miliki. Mengapa tidak setiap orang melakukannya?

“Tidak ada yang mampu menolak kemauan manusia,” kata-kata yang pernah diucapkan oleh Benjamin Disraeli. Kata-kata ini merupakan inti dari segala kemajuan. Jika Anda mempunyai kemauan, maka segala keinginan bisa Anda capai, dan tidak ada sesuatu yang bisa menghalangi Anda untuk sampai di tujuan.

Suatu kanyataan bahwa hidup Anda setiap hari berubah seiring dengan tingkat berpikir Anda. Kehidupan Anda menjadi makin berkembang atau jalan di tempat, tergantung pada keputusan Anda. Ketika Anda mengambil keputusan untuk mewujudkan cita-cita Anda, maka dapat dipastikan gerbong hidup Anda akan ditarik oleh sebuah lokomotif raksasa yang tidak berhenti sebelum tiba di terminal akhir.

Tapi pada umumnya orang menjadi gagal, karena berhenti di tengah jalan. Jika Anda terus berjalan tanpa perduli rintangan yang dihadapi, Anda tidak akan gagal karena hidup Anda pasti senantiasa mengalami kemajuan. Jika dilakukan secara konsisten, cepat atau lambat, akhirnya Anda akan tiba di tujuan.

Sama seperti orang yang jatuh ke laut. Mengapa ia tenggelam? Bukan karena berat badan orang tersebut tidak dapat dipikul oleh lautan yang maha luas, tapi karena orang itu tidak bergerak, tidak menggerakkan kaki dan tangannya menuju suatu tujuan --- ke pantai atau ke daratan. Orang yang hanya berdiam diri, akan tenggelam oleh arus kehidupan.


Jangan Anda meremehkan kekuatan keputusan dan kemauan. Dunia ini dibentuk oleh orang-orang berani mengambil keputusan dan segera bertindak untuk mewujudkan tujuannya tanpa memperdulikan tantangan di depan mata. Siapa yang mengira orang pendiam punya kekuasaan untuk menumbangkan penjajah? Keputusan Mahatma Gandhi mengusir Inggris dari India, itulah alat kekuasaan yang mengubah dunia ---suatu keputusan penting yang mengantar bangsa India lepas dari belenggu penjajahan.

Siapa sangka Soekarno, Hatta, dan kawan-kawan, bisa mengalahkan penjajah Belanda dan Jepang yang kemudian mengantar Indonesia merdeka hanya dengan modal bambu runcing dan kekuatan diplomasi? Jelas bahwa kekuatan kemauan tidak bisa dikalahkan oleh senjata mana pun. Ketika belum bergerak, tak seorang pun tahu bagaimana ia merealisasikan tujuannya. Namun jika ia bertindak sesuai keyakinan dan tidak mundur selangkah pun, ia pasti sampai di tempat tujuannya.

Kekuatan kemauan adalah milik siapa saja di dunia ini. Milik Anda, milik pejabat, milik pengemis, milik kaum buruh, miliki pengusaha, milik siapa saja yang mau mendayagunakannya. Anda segera bisa mengubah hidup dengan memegang teguh tujuan Anda. Jika Anda telah memutuskan: “Inilah saya. Inilah tujuan saya. Inilah kehidupan saya!” maka itulah diri Anda yang sebenarnya!

Banyak orang yang mengatakan “Saya mempunyai cita-cita, saya telah membuat keputusan, tapi nyatanya saya tidak bisa mengubah hidup?” Mengapa bisa demikian? Kita perlu balik bertanya benarkah mereka telah membuat keputusan? Benarkah mereka mempunyai cita-cita pasti? Benarkah mereka mempunyai komitmen menggapai hasil?

Kita tidak dapat bergerak lebih jauh hanya dengan menyatakan “minat.” Yang dapat mengantar Anda mencapai tujuan hanyalah “tekad dan kemauan”. Kehidupan akan senantiasa menguji tekad dan kemauan Anda. Inilah cara alam memberikan apa yang Anda minta. Sesungguhnya ganjaran hidup paling besar sudah tersimpan di depan mata Anda. Maka yang paling penting ditunjukkan adalah kemauan terus menerus tanpa henti. Bertindak terus menerus hingga tujuan tercapai.

Kemauan pada tingkat tertinggi mampu memindahkan gunung --- tapi syaratnya harus stabil bergerak dan konsisten berusaha. Kedengarannya sederhana, tapi tesis inilah yang membedakan antara orang-orang yang mampu mewujudkan impiannya dengan orang-orang yang hidup dalam penyesalan terus menerus karena tidak bisa mewujudkan keinginannya.
Tugas kita menetapkan tujuan, dan setelah itu berusaha mencapainya tanpa menghiraukan risiko yang dihadapi. Peristiwa apa yang akan kita temui di perjalanan, itu bukan urusan kita. Kita hanya perlu mengatur respon kita terhadap kenyataan-kenyataan, sehingga kenyataan itu tidak mempengaruhi kita secara negatif.

Mengapa bisa demikian? Karena manusia tidak dibentuk oleh peristiwa yang dialaminya, tapi keyakinan mereka terhadap makna peristiwa itu --- itulah yang membentuk citra dirinya, yang kemudian membentuk perilakunya. Tanpa memperdulikan apa pun kejadian yang menimpa Anda, yang terpenting adalah bagaimana persepsi Anda terhadap kejadian itu; apa makna yang dapat ditarik dari kejadian tersebut. Intinya bagaimana Anda meyakini kejadian tersebut membawa kebaikan dalam membentuk diri dan prestasi anda di masa mendatang!”


Pada dasarnya kita tidak selalu tahu bagaimana merealisasikan suatu tujuan, sampai tujuan itu tercapai. Karena itu, yang lebih penting segera tetapkan tujuan pasti, ambil keputusan, pegang teguh keinginan, dan terus bertindak. Alam semesta punya cara yang tidak kita sangka-sangka untuk merealiasikan setiap gagasan yang dilemparkan ke padanya. Jadi persoalan “cara” tidak perlu dirisaukan, itu urusan belakangan.

Sayang sekali umumnya orang tidak berani mengambil keputusan. Mereka takut pada ketidakpastian mengubah mimpi menjadi kenyataan. Padahal mengapa mesti takut bermimpi? Jika Anda bermimpi dengan “benar”, Anda pasti akan mendapatkannya!

Cara yang paling paling mudah untuk sampai di tujuan adalah “masuk ke dalam aliran energi alam semesta”. Alam ini punya gerak dan tujuan. Seperti sungai yang mengalir menuju laut --- dari hulu ke hilir. Siapa yang masuk ke dalam aliran sungai, pasti ia sampai ke laut!

Cita-cita Anda, itulah laut. Untuk sampai ke laut, Anda mesti mengikuti aliran sungai, dan berpegang pada perahu yang membawa Anda. Aliran sungai adalah tindakan-tindakan Anda. Perahu adalah komitmen Anda pada cita-cita. Jika Anda tidak punya perahu, Anda akan tenggelam, atau tersangkut di pinggir sungai. Ringkasnya, Anda tidak akan sampai di hilir. Berpegang teguhlah pada perahu Anda. Ikuti aliran sungai. Jangan berusaha menentang arus, karena hal itu hanya akan membuat perahu Anda terbalik.

Menyatu dengan hukum-hukum semesta berarti Anda menggunakan prinsip-prinsip alam semesta yang tidak terlihat untuk membantu Anda. “Masuk ke dalam aliran” menurut Shakti Gawain adalah memegang teguh tujuan Anda, dan pada saat yang sama Anda senantiasa menikmati segala kejadian yang ditemui sepanjang jalan menuju tujuan tersebut.*

Salam Attraction,


Anshar Akil
The Best Motivator in Makassar (Indonesia)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"MOTIVATOR MAKASSAR" - Biodata Dr. M.Anshar Akil, ST, MSi, CPNLP, CHt

Perbedaan LOA Barat dengan LOA Indonesia

Essay: Hujan Membawa Rindu