Perbedaan LOA Barat dengan LOA Indonesia

Saat ini pembicaraan tentang Law of Attraction (LOA) sangat gencar dilakukan baik melalui buku-buku, film, maupun seminar. LOA diakui sebagai sebuah hukum yang paling berdaya di alam semesta sehingga kita perlu mengetahui dan menggunakan hukum ini untuk mewujudkan kehidupan terbaik yang diinginkan. Sebagian besar masyarakat kita menerima LOA sebagai postulat yang tidak perlu dipertanyakan lagi, namun ada beberapa kalangan yang meragukan keabsahan hukum ini: apakah sesuai dengan nilai-nilai keindonesiaan atau tidak. Bahkan tidak kurang dari sebagian kaum muslim yang menganggap LOA ‘bertentangan’ dengan nilai-nilai Islam. What next?

Tulisan ini tidak bermaksud membahas LOA dari sudut pandang agama, tapi ingin mengulas beberapa perbedaan LOA Barat dengan LOA Indonesia yang coba saya kembangkan. Saya menggunakan istilah ‘LOA Indonesia’, karena kata Indonesia sudah mewakili nilia-nilai agama, budaya, dan adat-istiadat yang dianut oleh bangsa kita yang berbhineka tunggal Ika. Kata Indonesia mewakili kebutuhan dan nilai-nilai keindonesiaan yang seharusnya ada dalam LOA versi lokal.

Sebagai praktisi LOA, saya menemukan beberapa perbedaan mendasar antara LOA Barat dan 'LOA Versi Indonesia' sebagai berikut.

LOA Barat memiliki ciri antara lain:
1. LOA bagian dari mind power (kekuatan pikiran). Jadi lingkaran besarnya adalah Mind power, sedangkan lingkaran kecil yang ada di dalamnya antara lain LOA. Dengan demikian LOA dianggap identik dengan though power.
2. Semua permintaan kita ditujukan kepada universal, sehingga mekanisme alam semesta akan mengatur perwujudan keinginan itu.
3. LOA Barat tidak tidak menjelaskan (menghilangkan) peran spritual manusia (fakultas yang menghubungkan manusia dengan Tuhan). Juga tidak membahas hubungan antara aspek spiritual dengan proses kreativitas manusia utamanya dalam cipta, rasa, dan karsa. Mind power yang dibahas dalam LOA Barat hanya menghubungkan kita dengan ALAM UNIVERSAL, sedangkan untuk berkomunikasi dengan TUHAN kita membutuhkan spiritual power. Sehingga banyak yang percaya: dengan LOA Barat kita bisa meraih kekayaan materi, tapi tidak kaya spiritual.
4. Tidak membahas peran Tuhan dalam mewujudkan keinginan manusia, baik sebagai causa prima (penyebab pertama) maupun infinite intelligence (kecerdasan tidak terbatas).
5. LOA bersifat mutlak karena kekuatan tertinggi itu (mind power) ada di dalam diri manusia. Atau dengan kata lain, manusia seolah-olah telah men-’tuhan’-kan LOA.
6. Jelas bahwa konsep LOA Barat disusun sesuai dengan nilai-nilai positivisme orang Barat dimana akal pikiran dan ‘metode ilmiah’ menjadi basis utamanya sesuai dengan cara berpikir dan budaya mereka.

LOA Versi Indonesia memiliki ciri antara lain:
1. Mind power (kekuatan pikiran) bagian dari LOA. LOA adalah lingkaran besarnya, sedangkan lingkaran kecilnya antara lain: mind power, emotional power dan spiritual power.
2. LOA adalah salah satu hukum alam yang diciptakan oleh Tuhan sebagai mekanisme rasional untuk mewujudkan keinginan manusia. Setiap permintaan kita sebenarnya ditujukan kepada Tuhan, dengan melalui LOA serta hukum-hukum universal lainnya ditambah ridho-Nya, maka Tuhan akan memenuhi permintaan manusia. Di sini jelas bahwa LOA hanyalah salah satu metode, cara, tools bagi TUHAN ditambah dengan ridho-Nya akan mengabulkan permintaan kita.
3. Aspek spiritual merupakan jembatan yang menghubungkan kita dengan Tuhan, karena sumber kreativitas tertinggi adalah Tuhan. Jalan untuk mendapatkan kreativitas Tuhan adalah melalui jalur spiritual, bukan jalur pikiran (mind power).
4. Tuhan merupakan causa prima dan infinite intelegence. Anda harus menggunakan kekuatan dan kecerdasan Tuhan untuk mewujudkan keinginan tertinggi Anda.
5. LOA hanyalah salah satu hukum Tuhan (sunnatullah) diantara Hukum-hukum lainnya yang diciptakan oleh Tuhan. Dengan pendekatan khusus kepada-Nya, kita dapat mewujudkan keinginan kita dengan ‘cara-cara khusus’ yang diberikan oleh Tuhan yang melampaui hukum-hukum alam universal. Jadi LOA tidak bersifat mutlak dan tidak memper-tuhan-kan LOA.
6. Konsep LOA versi Indonesia disesuaikan dengan nilai-nilai agama, budaya, dan adat-istiadat yang dianut oleh bangsa Indonesia, sehingga landasan fiolosofis dan aplikasinya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Demikian beberapa perbedaan LOA Barat dan LOA Versi Indonesia menurut pengkajian saya. Tulisan ini tidak berpretensi untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah karena konsep apa yang kita anut itulah yang benar menurut persepsi kita.

Sebagai ‘orang Indonesia asli’, saya mendukung upaya teman2, para guru, dan praktisi LOA untuk mengembangkan LOA versi Indonesia yang berlandaskan pada nilai-nilai keindonesiaan sehingga aromanya lebih cocok untuk digunakan di Indonesia.

Salam attraction…..


Anshar Akil
The Best Motivator in Makassar (Indonesia)

Pembicara tetap acara SMART ATTRACTION Radio Smart FM Makassar,
Trainer dan Penggiat LOA Versi Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"MOTIVATOR MAKASSAR" - Biodata Dr. M.Anshar Akil, ST, MSi, CPNLP, CHt

Essay: Hujan Membawa Rindu